REFLEKSI DIRI


Bismillah.
Sebagai penyemangat. Tepatnya sekitar tahun 2013, mataku mulai merabun. Tak tahu pasti sebabnya, tapi 2 tahun kemudian rabun (minus) ku bertambah. Saat itu aku sempat terbetik dalam pikiran "mungkin penyebab rabunku dipengaruhi oleh tulang belakang".

Ya, aku mulai merasakan sakit dibagian punggung sejak tahun 2014, tepatnya ketika awal masuk pondok pesantren. Aku berprasangka baik, bahwa ini bonus dari Allah. Mungkin tak ada yang tahu kondisiku yang sebenarnya dalam menjalani aktivitas keseharianku. 4 tahun lamanya, aku jalani hari-hari itu dengan tenang hingga aku lulus dari pesantren.

Banyak kisah yang aku alami dibalik sakit yang aku derita. Sebenarnya banyak alasan yang bisa ku rangkai untuk meminta welas kasih, misalnya tidak masuk sekolah atau tidak ikut halaqah tahfizh karena kondisiku seperti ini, tapi itu tak aku lakukan. Bayangkan 7×24 jam badanku sakit, nyeri. Setiap detik aku harus menahan sakit dan nyeri selama 4 tahun belakangan bahkan sampai kutulis tulisan ini. Jalan sakit, duduk nyeri, berbaring kebas. Pokoknya dalam kondisi apapun tetap sakit yang aku rasakan. Mungkin senyumku juga senyum sakit. Hahaha.

Sebenarnya tubuhku tak mampu mendukung aktivitas kesehariaanku. Akan tetapi, aku menjawabnya dengan berbagai macam prestasi. Tubuh boleh sakit, tapi otak, pikiran dan akal harus on. Tidak untuk berbangga, hanya sebagai refleksi.

Momen yang sangat berat aku lewati adalah ketika ujian akhir tahfizh (UAT). Harus duduk 2×24 jam untuk menyetor hafalan. Dihari pertama aku masih sanggup menahan rasa sakit, akan tetapi malamnya aku tak bisa tidur akibat nyeri yang sangat. Dihari kedua aku jalani semampuku dalam menyetorkan hafalan. Sampai pada juz 27 tepatnya Surah Al-Qamar, aku meminta break kepada ustadz, karena aku tak sanggup duduk lagi. Dan akhirnya aku mampu menyelesaikan setoran 30 juz dalam 2×24 jam. Alhamdulillah, momen yang penuh dengan perjuangan.

Ditunggu kisahku ditulisan selanjutnya ya.

-Hanya mengharap kenormalan bukan kesempurnaan-

_______
Senin 11 Februari 2019, dalam safar dari Kota Jakarta menuju Kota Solo dengan menikmati kenyerian di saraf dan urat punggung. Allahummasyfi mardhalmuslimin.

0 Comments